Rabu, 18 April 2012

About my Graduation...

Momentum yg sangat membanggakan sekaligus mengkhawatirkan...
Membanggakan karena ternyata aku yang dulunya tidak bisa apa2,,tidak punya keunggulan apapun,,namun ternyata mampu lulus tepat waktu dan akhirnya mengikuti ceremonial yg bener2 membuat haru dengan berdiri ditengah2 94 wisudawan/wisudawati yang menurutku lebih unggul dari diriku...
Mengkhawatirkan karena,,,setelah lulus,,mampukah menerapkan ilmu yang selama 4 tahun ini diemban dan bisakah bertahan dengan dinamika pertarungan pemikiran yang sedemikian hebat. 

Namun,,semangat mereka yang ada disekelilingku inilah yang membuatku bangkit saat jatuh, membuatku tersenyum saat sedih, down dan membuatku maju saat pertarungan. 

Rabu, 11 April 2012

Kawan Satu Impian...


Tak kenal latar belakang

Tak kenal asal
Tak kenal keseharian

Namun cita yang menyatukan

Tak berasal dari satu ibu
Tak berasal dari satu kampong
Tak berasal dari satu daerah
Namun satu cita yang mengikatkan kita

Mengenal, memahami dan berukhwah demi satu cita
Melengkapi dan mengingatkan demi satu cita
Indahnya ukhwah islamiyah

Kau, aku dan dia memang beda
Tapi kau, aku dan dia tetap sama

Perbedaan itu menjadi warna mozaik kehidupan
Dan persamaan itu sebagai harmonisasi gerak perjuangan
Semoga perbedaan ini tetap menjadi orkesta perjuangan yang bersenandung indah dengan segala perbedaanya
Dan semoga persamaan cita dan tujuan ini tetap harmonis dalam bingkai perjuangan masyarakat toyibah

Kau lanjutkan perjuangan dan jalan yang kau pilih saudaraku
Ku tetap konsisten dengan prinsip dan jalan hidup ku

Di mana kehidupan yang tak mudah di hadapi
Tak hanya dengan tantangan dan hambatan
Namun juga dengan godaan kenikmatan

Semoga bentangan layar obyektifitas mampu mengarahkan pada dekatnya cita, impian dan tujuan
Semoga  sumber energy dan kekonsistenan terus mendorong dekatkan pada mimpi dan tujuan
Dan Semoga jangkar keimanan tetap menjulang dalam merapatkan pada tujuan yang telah di rencanakan

Semoga sukses kawan ……..

From Rini Sugiarti,,Surabaya,9 April 2012

Selasa, 10 April 2012

Renungan di usia 24...

24
Angka ini memiliki makna yang cukup dalam jika ditinjau dari berbagai aspek.
Pertama, angka ini mengingatkanku pada sebuah film berjudul 24. Film ini menceritakan banyak tentang seorang agen pelindung negara. Seorang yg sangat pemberani, penuh pengorbanan, totalitas dlm setiap tugas yg diembankan kepadanya, walau dia sadar bahwa tugas ini sangat memberikan resiko yg berat. Namun, dia tanpa berpikir panjang, dia menyanggupinya,,dan berangkat menjalankan tugas itu dengan totalitas. Suatu saat ada sebuah tugas yg berdampak melibatkan istri dan anaknya, pada awalnya dia resah, bingung, mana yang harus didahulukan. melindungi negara atau menyelamatkan keluarganya. Demi keduanya, dia berani mengambil resiko akan dirinya. Dia berani mengambil resiko terpahit untuk bisa melindungi keduanya dan menghentikan kejahatan. Sebuah pengorbanan yang tak terhitung nilainya dengan sebuah totalitas dalam menjalankan tugas2 yg diembankan kepadanya. Tak pernah terpikirkan sekalipun untuk menolak amanah tugas yang diberikan, bahkan dalam menjalankannyapun tak pernah mengeluh apalagi ketika menghadapi berbagai tantangan yang didapatkannya, tak gentar untuk menghadapi dan tak putus asa saat mengalami kesulitan. terus dan terus berjuang demi melindungi negara dan demi menegakkan kebenaran.
Kedua, angka ini mengingatkanku pada sebuah team bernama Fantastic Four yang kuikuti di Surabaya. yang mana pada akhir tahunku bergabung memiliki 24 jumlah anggota yg ada didalamnya, termasuk aku. Team ini sangat banyak memberikan perubahan untukku selama 4tahun masa pendidikanku di Surabaya. Karena merekalah aku menjadi diriku yang sekarang. Memiliki moralitas pejuang. Mulai dari kerja keras, kompetitif, kepekaan, uswatun khasanah, keilmuan, optimis, berpikir analisis dan lain sebagainya yang pada awal kuliahku di Surabaya tidak sama sekali memiliki modal yang bisa dibanggakan. Namun dari merekalah aku memiliki ini semua, ditambah skill komunikasi dan sebagainya yang telah mereka latih dan mereka bimbingkan kepadaku.  Apalagi adek2 yg memberikanku kesempatan untuk belajar bagaimana menjadi seorang manager, pembina dan pengajar yang baik. Secara gak langsung merekalah yang menjadikanku dari nol menjadi berisi. Terimakasih yang sangat kepada manager Fantastic Four yang senantiasa memberikan bimbingan dengan berbagai metode membimbingnya. Ditambah manager middle teamnya yang menjadikanku orang yang selalu optimis dan kompetitif. Ehm,,panjang sekali jika terimakasih ini dijabarkan. Secara garis besar terimakasihku adalah untuk seluruh team Fantastic Four beserta pendukung2nya, baik level atas maupun level bawah.
Dan yang ketiga adalah 24 hour. Waktu. Selama 24 jam tiap harinya. Aku dulu mempercayai bahwa orang yang sangat menghargai waktu adalah orang yang mampu menjadikan hari2nya sangatlah bermanfaat. Sebab setiap waktu, tiap detik, menit dan jamnya mereka gunakan untuk berbagai aktivitas yang mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Entah aktivitas berpikir, bersosialisasi, bekerja dan sebagainya yang memiliki manfaat. Tentunya sesuatu yang memiliki manfaat tidaklah berdiri sendiri tanpa sebuah tujuan yang ingin dicapai. Bermanfaat disini adalah sesuatu yang memiliki tujuan yang ingin ia raih. sehingga semua perilaku, ucapan, pikiran tertuju pada tujuan tersebut. Maka waktu yang dia miliki akan sangat berharga sekali. dalam waktu 24 jam inilah benar2 dioptimalkan untuk bagaimana bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Sehingga akan berdampak pada pribadi yang kerja keras, totalitas, penuh pertimbangan, efektif, efisien, strategis dan always fighting.
Inilah keistimewaan angka 24 yang selama ini kupahami dan menjadi inspirasi bagiku hingga kini. Dan pada hari yang spesial ini, pada tanggal 10 April 2012, genap sudah usiaku menjadi semakin tua, seakin berumur dan ada orang bilang sesungguhnya berkurang, yakni berusia 24 tahun.
Jika melihat 3 inspirasi diatas tentang angka 24, maka yang menjadi harapan dan harus dijadikan ikrar untuk usia 24 ini adalah, adanya sebuah karya. Karya besar dari seorang Nann. Untuk mendapatkan karya besar inipun tidaklah mudah, namun harus memiliki banyak kepribadian diatas. Pribadi pejuang, pribadi yang mampu menghasilkan karya besar. Namun ada satu hal yang menjadi PRku untuk tahun ini, dan itu adalah yang paling penting dan mahal. Kesehatan. bagaimana bisa menghasilkan karya besar jika sehat saja tidak, apakah karya itu tiba2 datang dengan sendirinya...?? Tidak akan. Sehingga Sehat adalah target jangka pendek atau sasaran, dan karya besar sebagai tujuan utama yang harus diraih ditahun ini. 

# 24 hour

# 24 little

# 24 fighter's personality

Senin, 09 April 2012

Keluhan Seorang Rakyat Jelata


      Sebuah perubahan akan terwujudnya masyarakat yang baik, masyarakat yang seimbang di berbagai aspek kehidupan, baik dalam sector ekonomi, politik, social, budaya, keagamaan, hokum, militer dan sebagainya adalah dambaan semua orang. Banyak orang-orang yang maju ke tingkat legislative maupun eksekutif menggembor-gemborkan hal ini. Mulai dari ingin merubah hokum di Indonesia yang semakin kacau ini agar tidak lagi terjadi korupsi dan bahkan ingin merubah system hokum di Indonesia menjadi adil. Penjara tidak lagi hanya untuk orang menengah kebawah saja, melainkan penjara adalah benar-benar tempat untuk bias membuat orang jera. Sampai pada keinginan untuk menjadikan Negara ini berdasarkan syariat Islam yang rahmatan lil alamin, yang menegakkan nilai dasar keimanan dan bahkan hokum yang ditegakkan adalah berdasarkan nilai keagamaan. Dan masih banyak lagi janji-janji dari mereka untuk bias menarik suara rakyat agar memilihnya. Yang mana mereka semua, para calon pemimpin-pemimpin bangsa, tahu bahwa itulah yang didambakan oleh rakyat Indonesia. Kesejahteraan, keseimbangan, keadilan.
    Namun, setelah mereka terpilih, apa yang mereka lakukan. Menjalankan apa yang mereka janjikankah…? Merakyatkah seperti sebelumnya…?
        Pertanyaan seperti itu, tidaklah perlu untuk dijawab, diempiriskan saja, dilihat saja apa hasilnya. Jikalau memang benar apa yang mereka janjikan itu benar-benar mereka jalankan, pastilah ada sedikitnya hasil yang dapat dirasakan bangsa Indonesia saat ini. Namun, coba tengok sekeliling kita, coba tengok daerah-daerah pelosok, sejahterakah kehidupannya..? jika sejahtera, tidaklah mungkin mereka merasakan kelaparan, bahkan hamper saja mati karena kelaparan, tidak hanya hamper mati, tapi sudah mati. Jangankan di daerah pelosok, di kota-kota besar sajalah, masih adakah kriminalitas… oh.. tidak hanya masih, tapi banyak sekali, padahal kalau kita lihat semakin banyak acara televise yang mengkompetisikan menjadi seorang Da’I kondang. Bukan hanya calon da’I, tapi seorang Da’I kondang sudah banyak road show kemana-mana. Tapi apa hasilnya, mana orang yang semakin meningkat keimanannya… yang ada hanyalah semakin banyak kriminalitas merajalela dimana-mana. Mulai dari orang yang sudah tua renta, paruh baya, remaja bahkan anak kecil tega membunuh, mencabuli, merampok dan sebagainya. Semakin bobrok saja moral bangsa ini.    Tidak hanya masalah kesejahtereaan, moralitas, tapi juga hokum, politik, pendidikan dan segala sector kehidupan ini rusak.
       Coba kita telaah saja satu per satu permasalahan kehidupan ini. Apa sebenarnya yang menjadi sumber persoalan dari kerusakan masyarakat ini. Sebuah masalah yang tersistem ini, pastilah ada muaranya, pastilah ada sumbernya. Jika dianalogikan system masyarakat ini adalah tubuh manusia. Maka, ketika ada seseorang sakita dengan gejala panas, pilek, batuk, sesak nafas, maka apakah hanya diberi obat batuk saja sudah sembuh semua gejala tersebut, tidak. Sebab ada sumber yang menyebabkan gejala tersebut muncul. Sama halnya dengan gejala rusaknya masyarakat Indonesia. Pasti ada sumber masalah yang mendasari semua masalah itu muncul. Yang mana jikalau kita tahu apa yang menjadi sumber masalah tersebut, maka akan dengan mudah kita menyeleseikannya.
        Untuk itulah, saya menuliskan ini, lantaran sebagai sebuah gambaran kepada kita semua untuk seringlah menghayati sekeliling kita. Apa yang terjadi, apa yang mereka rasakan dan impikan. Dan sesungguhnya, apa yang mereka inginkan hanyalah satu. Terwujudnya masyarakat yang baik, yang seimbang, dimana kuat diberbagai aspek kehidupan. Berlandaskan hokum keseimbangan, bukanlah keadilan yang sama rata sama rasa, melainkan segala aspek kehidupan yang mengarahkan pada terciptanya kehidupan yang seimbang. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang tak kalah dengan Negara-negara asing, kesejahteraan yang seimbang, hokum yang benar-benar menegakkan kebenaran, bukan berdasarkan jumlah kekayaan yang dimiliki dan pendidikan yang benar-benar mencetak tenaga ahli yang mampu menyeleseikan masalah di masyarakat. Bukan hanya sekolah, perguruan tinggi yang hanya bias berlomba-lomba meraih nilai tinggi, tapi nilai itu apalah gunanya, jika tidak mampu menyeleseikan masalah masyarakat saat ini. Dimana keberadaan para sarjana-sarjana yang sekolah diberbagai disiplin ilmu…? Bangsa ini membutuhkan ilmu yang telah kau tempuh selama bertahun-tahun. Atau jangan-jangan, orang yang benar-benar jujur, tekun dalam belajarnya untuk mendapatkan keahlian, kalah dengan mereka yang tidak tekun, tidak mengejar ketrampilan tapi memiliki harta kekayaan untuk mendapatkan “kursi panas” itu. Malang sekali nasib kalian para pekerja keras dalam mendapatkan ilmu untuk perubahan masyarakatmu ini.
       Seringkali saya menjumpai orang-orang yang cerdas sebenarnya dalam pola pikirnya untuk melakukan perubahan masyarakat. Namun mereka terdampar menjadi tukang sapu disekolah, penjual kopi di kedai-kedai kecil, dan bahkan tak jarang menemukan para pendakwah-pendakwah yang menyampaikan wacana akan masalah masyarakat ini. Namun tak banyak juga mereka terkendala dengan posisi mereka saat ini yang tak ada derajatnya dihadapan orang, sehingga diremehkan, diacuhkan, bahkan dicaci, “tahu apa bapak ini, sekolah saja tidak lulus, tidak sampai jenajng perguruan tinggi, ngomong macam-macam,,” begitulah cacian yang sering mereka terima ketika ingin menyampaikan keluhan mereka kepada public. Sedangkan para pendakwah, terkendala saat ini dengan opini yang dihembuskan public saat ini tentang munculnya berbagai aliran-aliran sesat, yang akhirnya menjadikan mereka-mereka yang menginginkan untuk belajar ilmu agama, jadi “ngepir”, tidak berani belajar agama lebih dalam, takut sesat. Kasihan sekali mereka yang hendak menyampaikan akan wacara kerusakan masyarakat, agar mereka semua sadar akan masalah ini, dan bergegas untuk merubahnya, menjadi takut karena opini tersebut. Akhirnya tidak ada yang banyak menyadari akan hal ini, kalaupun ada yang menyadari, hanya terdiam, karena merasa bukan urusannya, dan bahkan ada yang benar-benar pasrah dengan keadaan, dengan mengatas namakan agama, bahwa ini memang takdir Tuhan, apakah Tuhan sekejam ini, atau sebenarnya jika kita mau untuk berpikir, maka akan menemukan jalan untuk melakukan perubahan akan hal ini. Bukankah sudah ada hokum-hukum alam yang bias kita temukan untuk melakukan perubahan pada diri kita maupun masyarakat kita. Jika hanya diam bahkan pasrah dengan keadaan, mana mungkin akan terjadi perubahan. Yang ada hanyalah mereka yang semakin menjadi untuk melakukan kerusakan masyarakat, dan kita yang terkena imbasnya.
       Ini hanyalah sebuah keluhan seorang rakyat jelata yang mendambakan terwujudnya masyarakat yang baik, yang seimbang. Saya yakin, sebenarnya kita semua merasakan hal ini. Tapi dengan ini, mudah-mudahan bias menghentakkan diri kita untuk terjun di masyarakat, menengok, merasakan, memikirkan bagaimana melakukan perubahan akan hal ini. Untuk kalian yang sadar dan mau untuk berpikir melakukan perubahan terhadap masyarakat kita ini.

Rabu, 04 April 2012

With my students --> Road to The Change


Semangat untuk mencari pengetahuan Islam sangat terlihat pada raut wajah siswa-siswi peserta training hari itu. Mulai awal registrasi hingga akhir training, semua antusias untuk mengikutinya. Pada saat diskusi, bantahan terhadap argumentasi instruktur, hingga isak tangis pada saat melakukan penghayatan akan pengetahuan islam yg hanya secuil yg kita pahami selama ini. Bahkan untuk menunjukkan bukti adanya Tuhan dan bukti islam agama yg benar saja belum bisa sepenuhnya mampu membuktikan. Apalagi pengetahuan islam selainnya.
Dalam 6 jam kita ulas secara mendalam tentang bukti kebesaran Tuhan dan Islam sebagai agama yang haq, agama yg benar, agama yg membawa rahmat bagi seluruh alam, bukan agama yg membawa kesengsaraan. Sangat indah jika Islam dapat dijelaskan secara rasional, secara ilmiah. Dengan adanya bekal inilah kita mampu menjalankan perintahNya dengan tenang, karena ada bekal keimanan dengan dasar ilmu.
Namun, kenapa ada saja yg memberikan opini negatif akan hal ini. Bahwasannya ini adalah islam yg mengajarkan liberalisme. Mengapa tidak mereka yg jelas-jelas mempropagandakan pluralisme itu yg mereka olok-olok. MEngapa harus kami yg menegakkan Islam yg rahmatan lil alamin ini yg dituduh. Jika liberalisme mengajarkan pluralisme, justru kami menolak pluralisme dan mengajarkan dalam training ini bahwa Islam agama yg Haq, bukan ajaran fundamentalisme bahkan liberalisme.
Entahlah,,terkadang capek sudah meladeni mereka. Iya kalau mau diajak diskusi dengan tenang, dengan penuh pertanggungjawaban, maka masalah akan mudah untuk terseleseikan. Namun ini tidak. Diajak dialog, didepan mereka oke, namun dimedia massa maupun elektronik mereka menolaknya. Apa salah kami kepada kalian... Mengapa kita tidak bersatu saja untuk menegakkan Islam, mengembalikan Islam seperti dulu yg jaya, yg kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang mampu membawakan rahmat bagi seluruh alam. Mengutip apa kata mbak Hanum Salsabila Rais dalam buku 99 Cahaya di Langit Eropa, bahwa kesalahan umat Islam saat ini adalah mereka yg tidak menggunakan perantara kalam (pengetahuan) dalam memahami islam, namun mereka mensyiarkan dengan perang. Padahal dalam surat pertama al Alaq jelas menunjukkan perintah penggunaan kalam dalam memahami, menemukan kebenaran akan Tuahn pencipta alam semesta. Bukan dengan perang. Namun dengan kalam, untuk mengembalikan kejayaan Islam seperti sedia kala. Seperti zaman Ibnu Sina, Ibnu Rush, Al Kindi dan sebagainya. Deretan tokoh besar Islam dahulu hingga kini menjadi referensi para ilmuwan Islam maupun non Islam. Namun mana sekarang ilmuwan islam yg hadir dalam deretan ilmuan dunia...? Nihil. Apakah tidak seharusnya kita sebagai umat Islam bersama-sama mengembalikan citra Islam ini, menjadi agen perubahan untuk masyarakat. Tidak saling menjatuhkan seperti ini.
Mudah-mudahan diberikan jalan lurus kepada kita semua untuk bersama menegakkan kalimat Allah ini, menegakkan Islam yg selalau memberikan rahmat bagi masyarakat dan membenahi masyarakat yg rusak ini. Mulai kesejahteraan sosial, hukum, politik, budaya dan sebagainya. Mari sodaraku, bersama kita wujudkan masyarakat yg baik. Kita pupuk mulai sekarang dengan menebar benih kepada generasi muda ini, untuk kedepan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang bertanggung jawab, yang mampu merubah menjadi masyarakat yang baik, yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Amin...