Kamis, 27 September 2012

All That I Need To Survive

All That I Need To Survive by Charice

I look out my window
And wonder where you are (where you are)
And if you are safe out there
Somewhere in the dark (in the dark)
Time has no meaning
To this broken heart that's mine

I see your face
Where ever I go
I hear your voice
I want you to know

Refrain:
I feel your arms when I'm lonely
I make believe that you are still here with me
It's all I need
I feel your heart as if it was beating with mine
When you're in my world, I am alive
You're all that I need to survive

I've got this friend who says, it's time I let you go (let you go)
The way that you loved me, no one else could ever know
You were the best that ever happened to my heart and to my soul (to my soul)

I see your face
where ever I go
I hear your voice
I want you to know

Refrain:
I feel your arms when I'm lonely
I make believe that you are still here with me
It's all I need
I feel your heart as if it was beating with mine

Bridge:
And if, I mean when
When I see you again
It will be just the same as it was
And if, I mean when
We're together again
Our souls reunited as one

Refrain:
I feel your arms when I'm lonely
I make believe that you are still here with me
It's all I need
I feel your heart as if it was beating with mine

(I feel your arms when I'm lonely, lonely, lonely)

You're in my world
I am alive
You're all that I need to survive
You're all that I need to survive
You're all that I need to survive

Sabtu, 01 September 2012

Emosi Cinta Merambah Aktivis Dakwah


Emosi Cinta Merambah Aktivis Dakwah
(Sebuah Analisa Pengaruh Emosi Cinta dalam Dunia Dakwah)

Minggu lalu ada seorang akhwat dating mencritakan tentang fenomena teman2nya yang banyak keluar dari lingkungan pendidikan dikarenakan berbagai kasus. Kemudian dia juga menceritakan bahwa banyak dari teman2nya yang sibuk untuk mencari seorang pasangan. Dikarenakan mereka sudah menginjak semester akhir. Dan hal itu merisaukan dia. Lalu dia menanyakan bagaimana sebenarnya menempatkan emosi cinta dalam dunia dakwah ini. Sebab tidak bias dipungkiri dirinyapun merasakan rangsangan cinta itu dengan salah seorang ikhwan yang dikenalnya.
Dari pertanyaan itulah munculnya tulisan ini. Bagaimana sebuah emosi cinta seorang aktivis dakwah mempengaruhi pekerjaan dakwah. Dan seberapa besar pengaruhnya dalam pekerjaan dakwahnya.
Makna Dakwah dan Dinamikanya
“Setiap langkah yang dilalui oleh seseorang yang bersedia menegakkan amar ma’ruf nahi munkar akan dibalas dengan pahala seperti yang telah Allah berikan kepada para Nabi dan Rasul.”
Hadist yang diriwayatkan oleh Muslim tersebut menunjukkan nilai penting dakwah yang harus dilakukan oleh seorang muslim. Seperti yang tertuang dalam AQ surat Ali Imron : 104. “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang mengajak kebajikan dan melarang kemunkaran, mereka adalah orang-orang yang beruntung.”
Kedua landasan tersebut menunjukkan adanya sebuah misi yang diemban oleh seorang muslim adalah menegakkan kebajikan, yakni seperti yang kita ketahui selama ini, misi pembangunan masyarakat yang baik, dimana masyarakat yang kuat di berbagai aspek kehidupan.  
Meninjau menurut sejarah jalan hidup Rasul selama 13 tahun Nabi berdakwah di Mekkah sebelum akhirnya hijrah ke Madinah, menunjukkan bahwa tugas dakwah ini merupakan tugas mulia bahkan adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Tidak hanya Rasul, tapi selruh umat yang beriman hendaklah menyerukan kepada kebajikan dan melarang kepada kemunkaran.
Ketika melihat tugas dakwah yang wajib diemban oleh setiap muslim, tidak jarang setiap orang, bahkan pemuda saat ini mengikuti berbagai organisasi islam yang dianggap menjalankan misi menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Dengan semangat perubahan. Dan tidak jarang pula ketika masuk ke dalam organisasi tersebut untuk bersama melakukan sebuah perubahan, disibukkan dengan berbagai aktivitas dakwah. Mulai dari kaderisasi hingga seminar-seminar keagamaan. Belum lagi aktivitas selainnya untuk menunjang kesuksesan dakwah. Ditambah mereka yang masih mengemban bangku kuliah harus menghadapi tugas-tugas kuliah yang tidak mudah.
Jika seseorang sudah terjun dalam dunia dakwah ini, banyak sekali persoalan yang musti dihadapi. Mulai dari persoalan internal maupun eksternal. Internal misalkan adanya masalah mental diri, kualitas diri hingga persoalan keluarga, yang mana menunggu untuk diseleseikan. Belum lagi persoalan eksternal, misalkan dalam berkompetisi ada yang tidak sportif, akhirnya muncul fitnah, kemudian masalah kaderisasi dakwah sendiripun  banyak dinamika yang juga menanti untuk segera dipecahkan. Jika kedua persoalan tersebut tidak terseleseikan, maka akan muncul berbagai macam persoalan lainnya.
Jika persoalan-persoalan tersebut tidak kunjung selesei, maka akan menimbulkan persoalan pemikiran, mulai dari stress, bingung, yang meningkatkan emosi marah, butuh pelampiasan dan sebagainya. Ada pula yang berusaha lari dari masalah ketika dia tidak mampu lagi memecahkan masalah tersebut. Dan yang lebih parah, mereka yang tidak mampu memecahkan persoalannya dan lari dari masalah, membutuhkan pelampiasan, yang mana masalah tidak akan mungkin terpecahkan karena hal ini.
Dari paparan diatas, tentang nilai penting dakwah yang menjadi landasan aktivis-aktivis dakwah menjadikan dakwah sebagai pekerjaan mereka hingga dinamika dakwah yang dialami sudah jelas menunjukkan betapa sulit jalan dakwah ini ketika dilalui. Apalagi diwaktu awal kali merintis yang masih sendiri, membutuhkan teman untuk share dan bersama melakukan perubahan. Maka akan sangat menguras tenaga dan waktu. (Untuk lebih kongkrit tentang dinamika dakwah bisa membaca artikel sebelumnya)
Emosi Cinta, Sebab dan Dinamikanya
Ditinjau dari istilah, pengertian emosi cinta adalah kesukaan terhadap sesuatu yang berlebih. Dikatakan berlebihan karena mengandung sebuah emosi. Misalkan emosi marah, bahagia dan sebagainya. Yang tidak hanya sebuah ungkapan saja, melainkan ada wujud perilakunya sebagai bukti ungakapan cinta tersebut.
Jika menurut beberapa orang yang berdasarkan pengalaman pribadinya, ada yang mengungkapkan cinta adalah sebuah ungkapan perasaan suka terhadap seseorang hingga rela mengorbankan diri untuknya. Sedikit cerita agar lebih kongkrit, ketika seseorang jatuh cinta maka rasa ingin memiliki, selalu bersama dan teringat masa-masa bahagia selalu itulah yang dikatakan sebagai sebuah perasaan orang yang sedang jatuh cinta. Menurut beberapa orang ketika mereka merasakan sebuah perasaan jatuh cinta itu adalah ketika ada sebuah hasrat dan pikiran untuk bersama dan tak terpisahkan. Mulai dari mereka yang tidak kenal nilai islam hingga yang mengaku mengenal islampun mengatakan demikian ketika mereka merasakan jatuh cinta.
Jika kita berbicara sebab munculnya, banyak ditinjau dari berbagai aspek. Mungkin ada yang pernah membaca sebuah novel yang sangat kontroversial kala itu yang berjudul Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur. Yang mana menunjukkan adanya seorang muslimah yang terseret oleh sebuah pemikirannya sendiri yang meragukan Islam dan bahkan adanya Tuhan. Ditambah dengan traumatisnya terhadap sebuah organisasi islam, sehingga menyeretnya pada pelampiasan nafsu seksual.
Sedikit cerita singkat tentang Nida Kirani, tokoh utama novel Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur ini. Dia seorang muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi oleh jubah dan jilbab besar. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk sholat, baca AQ dan berdzikir. Dia memilih hidup yang sufistik yang demi ghirah kezuhudannya kerap dia hanya mengkonsumsi roti ala kadarnya di sebuah pesantren mahasiswa. Cita-citanya hanya satu : untuk menjadi muslimah yang beragama secara kaffah. Tapi ditengah jalan ia diterpa badai kekecewaan. Organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat Islam di Indonesia yang diidealkannya bisa mengantarkannya ber Islam secara kaffah, ternyata malah merampas nalar kritis sekaligus imannya. Setiap tanya yang dia ajukan dijawab dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali digugatnya kondisi itu, tapi hanya kehampaan yang hadir. Bahkan Tuhan yang selama ini dia agung-agungkan seperti lari dari tanggung jawab dan emoh menjawab keluhannya. Dalam keadaan kosong itulah ia terjerembab dalam dunia hitam. Ia lampiaskan frustasinya dengan free sex dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. “Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku Tuhan. Kan kutuntaskan pemberontakanku kepadamu”. Katanya setiap kali usai bercinta yang dilakukannya tanpa ada secuil pun raut sesal. Dari petualangan seksnya itu tersingkap topeng-topeng kemunafikan dari aktivis-aktivis dakwah yang menidurinya.
Itulah secuil kisah seorang Nida Kirani yang konon merupakan kisah nyata. Dari sini ada sebuah sebab munculnya sebuah hasrat itu karen aadanya sebuah kebutuhan yang sangat mendalam untuk bercerita, menyalurkan apa yang dia rasakan, baik suka maupun duka. Yang mana ketika mendapati sebuah kenikmatan itu sekali saja, maka nikmat cinta yang berbuah seksual itu akan menjadi candu dan ingin terus dipenuhi karena merupakan sebuah kenikmatan.
Dari sini dapat diketahui bahwa emosi cinta yang menginginkan sebuah implementasi dari perasaan mereka itu disebabkan oleh adanya kebutuhan seksual yang ingin disalurkan, terutama mereka yang sudah remaja menginjak dewasa, secara hukum alamiahnya memiliki kebutuhan untuk berkeluarga yang mana ada sebuah hasrat atau nafsu seksual. Ditambah pengetahuan yang mereka miliki akan mempengaruhi pemilihan perilaku. Nida Kirani yang memiliki pengetahuan minim, memilih jalan menjadi seorang pelacur, sedangkan aktivis tersebut yang memiliki pengetahuan dampak yang terjadi akibat perbuatan mereka nanti akan banyak memberikan mudorot, maka mereka masih mampu menahan nafsu mereka.
Analisa Keterhubungan Keduanya
Banyak potensi dalam setiap jiwa manusia yang bisa menyeretnya ke jalan kefasikan. Misalkan masalah syahwat ini. Sebenarnya syahwat ini merupakan potensi fitrah yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia. Namun ternyata banyak manusia yang terpereset ke dalam jurang kehinaan karena memperturutkan keinginan syahwatnya. Bukan hanya manusia kebanyakan, bahkan para aktivis dakwah memiliki peluang terjebak dalam gejolak syahwat.
Allah menggambarkan syahwat sebagai sebuah kenyataan naluriah,
“dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternah dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik (surga)” (QS Ali Imran : 14)
Wanita menempati urutan pertama yang Allah sebutkan sebagai kecintaan manusia pada umumnya. Hal ini menunjukkan sebuah kecenderungan yang terjadi secara timbal balik antara laki-laki dan perempuan. Tidak heran, banyak diantara manusia yang terjerumus dalam kejahatan seksual, karena tak mengarahkan naluri seksualnya sesuai aturan islam.
Dari ayat tersebut bukan berarti menunjukkan bahwa wanita merupakan sumber kejahatan, melainkan menggambarkan dorongan kecenderungan syahwat manusia kepada lawan jenisnya. Lelaki memiliki ketertarikan yang kuat kepada wanita, sehingga bisa menimbulkan fitnah jika tidak diatur. Wanitapun demikian, memiliki ketertarikan kepada laki-laki yang sangat kuat yang akan bisa menimbulkan fitnah jika tidak diarahkan kepada aturan yang benar.
Gejolak syahwat ini muncul dengan sendirinya tanpa mengenal batas usia, meskipun akan tampak lebih kuat terjadi pada usia muda. Oleh karena itu bagi aktivis dakwah gejolak ini sering muncul dan membutuhkan untuk ditanggapi, sebab jika dibiarkan atau bahkan ditahan tanpa ada pemecahan akan berdampak menimbulkan kecenderungan yang bisa menjerumuskan. Sebab moral aktivis dakwah bisa terganggu disebabkan oleh syahwat, apalagi bagi para aktivis dakwah yang belum menikah. Bukan berarti gejolak syahwat hanya terjadi pada pemuda yang belum menikah. Pada kalangan yang telah berkeluarga, memiliki anak bahkan cucu, kecenderungan syahwat tetap ada dan memerlukan penyaluran. Untuk itu, para aktivis harus menjadi pihak yang paling pandai menjaga dirinya sehingga gejolak syahwat tidak menyebabkan potensi negatif dalam kegiatan dakwah.
Kesimpulan
Dari paparan diatas, dapat kita ketahui korelasi antara tugas dakwah dengan emosi cinta. Dimana ketika seorang pendakwah yang memiliki tugas dakwah yang cukup berat akan dapat menyita waktu yang cukup panjang. Ketika seorang pendakwah jatuh cinta maka sebagian waktunya akan dialihkan kepada pemenuhan kebutuhan tersebut. Namun bukan berarti seorang aktivis dakwah tidak diperbolehkan jatuh cinta atau bahkan menjalin sebuah hubungan. Melainkan ketika mereka menjalin sebuah hubungan akan memiliki konsekuensi managemen waktu. Sehingga ketika aktivis tersebut sudah menyiapkan managemen waktu dalam hal ini ketika aktivis tersebut sudah mampu memilah-milah, maka akan memudahkan dalam menjalani keduanya, menjalin sebuah hubungan untuk pemenuhan kebutuhan nafsunya dan aktivitas dakwah sebagai tugas utama.
Ada beberapa hal yang butuh disiapkan dalam menjalani keduanya, yakni :
1.       Adanya kesiapan diri, dalam hal ini karir di bidang atau peran masing-masing aktivis. Semakin mapan karir / perannya maka semakin siap dalam menjalani hubungan karena secara managemen diri dan emosinya sudah mampu
2.       Adanya perencanaan berkeluarga karena orientasi berhubungan adalah untuk tujuan membina sebuah keluarga pejuang. Jika tidak diorientasikan kepada terbentuknya sebuah keluarga, maka dalam membina hubungan akan mudah terpeleset.
3.       Dan adanya kesiapan dalam hal pengetahuan. Jika tidak ada pengetahuan terutama dalam hal perhitungan dampak baik buruknya akan mudah terpeleset. Sebab lingkungan saat ini sangat mudah mempengaruhi nilai-nilai liberalisme yang menyebabkan batas-batas aturan islam menjadi samar.
ketika para aktivis dakwah tersebut memiliki ketiga aspek diatas, dalam menjalani keduanya akan lebih mudah. Sebab akan mampu memilah mana yang prioritas dan mana yang tidak. Mana yang memiliki dampak positif dan mana yang negatif. Semoga dengan penulisan artikel ini akan membuka mata para aktivis dakwah untuk menyiapkan diri ketika menjalani sebuah hubungan. Dan sebelumnya dapat menyiapkan hal ini. Sebab bagaimanapun juga, hidup kita di dunia ini hanya sementara, kecintaan itupun hanya semu. Masih ada hal yang layak untuk kita kejar, yakni kebahagiaan surga dengan jalan ini. Sehingga yang menjadi tujuan utama kita adalah bagaimana masyarakat ini dapat terbangun dengan baik seperti yang dilakukan oleh Rasul terdahulu, melakukan sebuah perubahan masyarakat yang baik.