Sabtu, 08 November 2014

Kebermaknaan

Identifikasi Masalah

Kebermaknaan. Itulah yang dicari oleh kami yang hidup dalam dunia sosial ini. Seorang ilmuwan membuktikan bahwa setiap menusia menginginkan kebahagiaan, dan kebahagiaan akan diraih ketika hidupnya mampu memberikan kegunaan bagi orang lain. Inilah kebermaknaan yang diinginkan setiap manusia.
Kebermaknaan itu akan dirasakan ketika proses mencapai sebuah tujuan itu terasa menyenangkan dan bergairah, tanpa ada beban dipunggungnya. Ibarat seseorang yang berprofesi sebagai penyanyi, walau tidak dibayarpun mereka rela menyanyi karena ketika menyanyi ada sebuah kenikmatan dalam dirinya, ada sesuatu yang membuatnya sangat menyenangkan, entah karena bisa menghibur orang lain atau karena adanya sebuah penghargaan atas suara emasnya. Tak ada beban, bahkan menyenangkan, ingin lagi dan lagi. Walaupun setiap hari melakukannya tak ada rasa bosan, ketika muncul sebuah kebosanan maka akan melakukan sebuah inovasi dalam bernyanyinya, entah membuat lagu, berlatih vocal dengan nada sulit dan sebagainya.
Namun akan berbeda dengan mereka yang tidak memiliki kebermaknaan dalam hidupnya. Ketidakbermaknaan dalam hidup akan terasa manakala seseorang tak ada gairah sama sekali, bahkan terasa berat, membosankan, jenuh dan sebagainya. Setiap melakukan prosesnya terasa susah, dan akhirnya malas melakukannya lagi, ingin cepat selesei bahkan jika tidak kuat akan melarikan diri. Dampaknya dalam hidup sama sekali tidak menyenangkan. Ketika dipaksakan bisa dua kemungkinan, menemukan minatnya dan menjadi enjoy menjalaninya, dan yang kedua justru semakin tertekan. Jika diteruskan akan terjadi depresi bahkan bunuh diri karena bosan dengan kehidupannya.
Pada kenyataannya mereka yang tidak memiliki kebermaknaan dalam hidupnya sangat banyak, bahkan mereka yang sudah berprofesipun masih sering merasakan ketidakbermaknaan dalam hidupnya. Apa sebenarnya yang terjadi. Mengapa banyak sekali yang tidak memiliki kebermaknaan dalam menjalani kehidupannya. Apa jadinya dunia ini jika semua orang tidak memiliki kebermaknaan dalam hidupnya.

Alternatif Solusi

Ketika kita berbicara mengenai makna hidup, sebenarnya kita juga berbicara tentang arah/tujuan hidup manusia. Sebab, manusia yang menjalani kehidupannya dengan tujuan dan tanpa tujuan akan berbeda secara hasil maupun prosesnya.
Orang yang memiliki arah dan tujuan, maka semua tenaga pikiran akan dikerahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Berbeda dengan mereka yang tidak memiliki arah dan tujuan, mereka tidak akan memiliki stamina ekstra untuk hidup. Menjalani apa adanya dan tanpa memikirkan nanti mau kemana dan sebagainya.
Akan tetapi, ketika sudah memiliki tujuan, tidak bisa berhenti sampai disini. Mereka yang sudah menetapkan arah dan tujuan hidupnya mau diarahkan kemanapun masih muncul masalah selanjutnya. Bagaimana mencapainya,  mampukah mencapainya sendirian dan berbagai pertanyaan dialektika selainnya. Yang menunjukkan kebutuhan skill dan mental. Ketika seseorang hanya memiliki keinginan saja, tanpa ada pengorbanan, maka mustahil untuk mencapainya. Skill dibutuhkan sebagai kekuatan tenaga dan pikiran meraih apa yang dijadikan tujuannya. Sedangkan mental berperan sebagai kekuatan psikis diri. walau bagaimanapun, seseorang membutuhkan motivasi dan semangat dalam menjalani dinamika perjuangan mencapai tujuan hidupnya. Tidak hanya berhenti sampai mampu dan bisa menjalaninya, tapi juga bagaimana konsistensi dalam menghadapi dinamika perjuangan. Sebab, banyak orang mampu pada awalnya karena merasakan kekuatan besar pada awal perjuangan. Namun, ketika ditengah perjalanan, tidak jarang yang menyerah, pasrah dengan masalah2 yang dihadapi.
Sehingga jika disimpulkan bagaimana kita bisa memiliki kebermaknaan dalam hidup :
·    Menemukan arah/tujuan hidup yang kongkrit
·    Membekali diri (Skill dan Mental)
·    Mengenal jalan, resiko dan kontrolnya


Sebenarnya proses hidup setiap makhluk Tuhan sama. Semua harus menjalani proses mencapai tujuannya. Kita lihat, seekor kupu-kupu bisa menjadi sangat indah dipandang, itu semua tidak mudah didapatkan. Menjadi seekor kupu-2 yang sangat indah, membutuhkan proses yang panjang. Pertama dia harus tumbuh sebagai seekor ulat yang sangat menjijikkan, jika tidak mampu bertahan dengan cemoohan orang maupun penindasan dari hewan yang lebih kuat darinya, belum lagi proses menjadi kepompong yang harus bertahan didalam tanpa menghirup keindahan dunia, maka dia pasti akan putus asa dan menyerah dengan hidupnya tanpa bisa menikmati keindahan dan pujian orang saat menjadi kupu-kupu. Padahal, jika dia bertahan sebentar saja, maka dia akan menjadi indah dan menerima banyak pujian dan kasih sayang dari lingkungannya.

Sama halnya dengan manusia. Dalam menjalani kehidupannya, harus menyadari bahwa untuk menjadi indah dan dipandang orang, harus menjalani proses yang tidak mudah. Menjadi dokter yang dipandang orang dan memiliki kebermaknaan karena bisa membantu orang yang membutuhkan, dibutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran untuk menjalani proses pendidikan yang sangat panjang. Menjadi presiden pun tidak mudah, mungkin mendapatkan jabatan bisa mudah karena memiliki figur dan skill yang bagus. Tapi ketika menjabat menjadi seorang presiden tidaklah mudah, harus tahan dengan berbagai macam masalah yang menimpa negara, belum lagi godaan-godaan yang muncul, harta, tahta, wanita yang bisa menjadi boomerang dalam hidupnya dan menggoyahkan tujuannya menjadi seorang presiden yang bisa merubah kondisi masyarakat menjadi baik. Bahkan harus berani menanggung beban ketika ada orang yang menentangnya, seperti presiden Amerika Abraham Lincoln yang akhirnya terbunuh oleh orang yang menentang kebijakannya dalam pembebasan budak dan penyeleseian diskriminasi ras.