Minggu, 22 Juli 2012

Sebab kenakalan anak


Sebuah analisis tentang sebab kenakalan anak.
Saat pertama kali bertemu dengan seorang anak yang sangat bersih, tampan dan cerdas. Kala itu pertama kalinya dia dan teman2nya datang untuk ikut belajar bersama ditempatku. Anak itu sangat cerdas, smangat belajarnya tinggi. Setiap kali ada PR, dia slalu mengerjakannya sendiri terlebih dahulu, baru ketika ada yang kesulitan dia tanyakan. Setelah belajar selesei, khas dari kita, melatih otak kiri dengan kreatifitas menggambar. Gambarannya pun tak kalah dengan anak2 lain. Ide kreatifnya pun muncul. Sebuah gambaran yang cukup apik dan indah. akupun membayangkan orang tuanya pasti juga baik mendidiknya.
Namun ditengah belajarnya disini, hampir berjalan 2 bulan, diapun menunjukkan sikap aslinya. Dia yang suka  godain teman2nya. setelah selesei belajar, dia slalu tidak mau diam untuk godain teman laen, membuat gaduh dan bahkan sering kali bertengkar dengan teman lainnya. Akupun kembali berpikir, bagaimana orang tuanya mendidik sikapnya, hingga dia menjadi anak yang seperti ini, urakan, berandalan.
Suatu hari, dia datang dengan wajah yang penuh luka dimulut dan pipinya. merah hingga keluar darah diantara bibirnya. Akupun kaget melihatnya. wajah yang awalnya begitu bersih dan tampan, berubah menjadi penuh luka seperti ini. Pertanyaan besar menyelimuti pikiranku. Apa yang terjadi padanya. Seorang anakpun nyeloteh padaku. "Dia habis dipukuli bapaknya,Bu..", tersentak langsung aku mendengarnya. Kenapa pikirku, kenapa setega ini memukul seorang anak yang belum beranjak remaja, masih butuh banyak sekali bimbingan. Kesalahan apa yang diperbuatnya sehingga menyebabkan sebuah tangan melayang kewajahnya. Diapun tak berani bicara, hanya merintih kesakitan. Seorang anak laen mengatakannya, "Dia habis dipukuli karena sepedanya habis jatuh dan rusak...", akupun jelas kaget, hanya karena sepeda rusak saja sampe memukul. BApak seperti apa ini. Sebelum berhenti memikirkan hal itu, seorang anak lagi mengatakan, "Ibu tau gak, bapaknya kan suka mabuk-mabukan, pas itu mungkin lagi mabuk, jadi mukulin dia..". Astaghfirullah... Sungguh aku hampir tak percaya dengan perkataan anak itu, benarkah bapaknya adalah seorang peminum dan karena itulah dia memukuli anaknya. Inikah pendidikan seorang bapak kepada seorang anak yang masih dibawah umur ini. Bagaimana jadinya si anak ini jika terus2an berada di lingkungan yang seperti ini. Padahal anak ini adalah anak yang tak kalah cerdasnya dengan teman2 lain, dan dia juga tidak senakal anak laen yang lebih suka berantem dan tidak mau belajar, dia memang agak nakal, tapi dia masih mau untuk belajar, dan memiliki modal kecerdasan dan semangat belajar. Tapi apa jadinya kelak, jika moralnya bejat seperti bapaknya itu.
Selang beberapa hari setelah itu, ada sebuah kejadian yang sungguh luar biasa, yang menjawab semua pertanyaan2ku temppo hari. Memang benar apa yang dikatakan anak2 itu tentang bapaknya.
PAda saat itu, aku dan seorang partner menjalankan tugas untuk menyantuni anak yatim dhuafa. Dan kebetulan sekali pada saat itu kerumah anak itu, yang sebelumnya ketika kita kesana selalu sore hari dan bertemu ibunya. Namun saat itu, karena sorenya kita sibukm akhirnya malam haripun kita jalankan. Saat itu, kita datang kerumahnya, namun disana sedang ramai banyak sekali orang laki-laki sedang ngerumpul dirumahnya. Waktu itu, aku sedang diluar saja, hanya partnerku yang masuk ke dalam, namun dia keluar lagi, dia bilang banyak orang laki, dengan wajah sedikit takut. Akhirnya kuhampiri dia dan akupun ikut masuk. Taukah anda apa yang kulihat. Sebuah realitas yang sebelumnya tak pernah kulihat secara langsung, hanya lihat di TV ataupun melihat dikoran2. Namun ini riel. Dan sangat memprihatinkan. Kulihat saja mereka satu persatu, ada sekitar 5-6 orang yang sedang duduk melingkar di ruang tamu rumahnya. Saat itu aku bisa mengamati dengan leluasa, karena yang ngurusin santunan adalah partnerku. Kubiarkan dia yang ngurusin, itung2 untuk training. Diantara sekian orang yang duduk melingkar itu, mereka asyik dengan sebuah kartu ditangannya, kemudian memainkannya. Ah,,,sudah biasa mainan seperti itu, namun yang membuat tidak biasa adalah, adanya beberapa lembar uang disamping mereka. Dan ketika bapaknya datang menghampiri kami, dan mengucapkan terimakasih, aku mencium bau yang pernah kukenal, bau tidak sedap yang pernah membuatku marah kepada temanku sewaktu aku masih SMP dulu. Bau yang sangat menyengat dengan matanya yang memerah, walau dia mengucapkan terimakasih, namun dengan mata yang memerah. Ya... Bau tak sedap itu adalah bau alkohol. Minuman semacam khamar yang sangat dilarang, karena dapat menimbulkan mabuk, tidak sadar dan dapat berdampak negatif dalam perilakunya. Akupun hanya menggeleng-gelengkan kepala. Astaghfirullah. Inilah realitas yang kongkrit aku lihat dengan mata kepalaku sendiri.
Benar adanya bahwa kenakalan seorang anak tak jauh dari apa yang dia lihat sehari-hari. KEtika setiapp hari dia melihat realitas demikian, maka apa jadinya seorang anak yang seperti ini. Ya,,kenakalan yang berujung pada sebuah kehancuran hidup mereka. Kenapa mereka tidak memikirkan masa depan anak2 mereka. Masa depan hanya dilihat dari apa yang merka dapatkan yakni uang. Namun tidak melihat bagaimana moralitas mereka ketika pendidikan moralnya demikian.
Sebuah realitas yang mungkin ada dimana-mana. Namun aku harap tidak terjadi dilingkunganmu saat ini. Harapan terbesar adalah bagaimana menjadikan anak2 ini menjadi generasi yang baik, yang sholeh sholehah dan ke depan mampu memajukan bangsa.
Ayo... kepada kalian yang menyadari akan hal ini adalah sebuah penyebab kehancuran bangsa ini, maka mas=rilah kita tuntaskan kerusakan ini. Jangan sampai generasi ke depan bangsa ini menjadi generasi yang rusak, yang tidak mampu menjadikan maju bangsa justru menjadikan bangsa terpuruk dan hancur dengan sendirinya karena moralitas.

Tidak ada komentar: