Identifikasi Masalah
Kebermaknaan. Itulah yang dicari oleh kami yang
hidup dalam dunia sosial ini. Seorang ilmuwan membuktikan bahwa setiap menusia
menginginkan kebahagiaan, dan kebahagiaan akan diraih ketika hidupnya mampu
memberikan kegunaan bagi orang lain. Inilah kebermaknaan yang diinginkan setiap
manusia.
Kebermaknaan itu akan dirasakan ketika proses
mencapai sebuah tujuan itu terasa menyenangkan dan bergairah, tanpa ada beban
dipunggungnya. Ibarat seseorang yang berprofesi sebagai penyanyi, walau tidak
dibayarpun mereka rela menyanyi karena ketika menyanyi ada sebuah kenikmatan
dalam dirinya, ada sesuatu yang membuatnya sangat menyenangkan, entah karena
bisa menghibur orang lain atau karena adanya sebuah penghargaan atas suara
emasnya. Tak ada beban, bahkan menyenangkan, ingin lagi dan lagi. Walaupun
setiap hari melakukannya tak ada rasa bosan, ketika muncul sebuah kebosanan
maka akan melakukan sebuah inovasi dalam bernyanyinya, entah membuat lagu,
berlatih vocal dengan nada sulit dan sebagainya.
Namun akan berbeda dengan mereka yang tidak
memiliki kebermaknaan dalam hidupnya. Ketidakbermaknaan dalam hidup akan terasa
manakala seseorang tak ada gairah sama sekali, bahkan terasa berat,
membosankan, jenuh dan sebagainya. Setiap melakukan prosesnya terasa susah, dan
akhirnya malas melakukannya lagi, ingin cepat selesei bahkan jika tidak kuat
akan melarikan diri. Dampaknya dalam hidup sama sekali tidak menyenangkan. Ketika
dipaksakan bisa dua kemungkinan, menemukan minatnya dan menjadi enjoy
menjalaninya, dan yang kedua justru semakin tertekan. Jika diteruskan akan
terjadi depresi bahkan bunuh diri karena bosan dengan kehidupannya.
Pada kenyataannya mereka yang tidak memiliki
kebermaknaan dalam hidupnya sangat banyak, bahkan mereka yang sudah
berprofesipun masih sering merasakan ketidakbermaknaan dalam hidupnya. Apa sebenarnya
yang terjadi. Mengapa banyak sekali yang tidak memiliki kebermaknaan dalam
menjalani kehidupannya. Apa jadinya dunia ini jika semua orang tidak memiliki
kebermaknaan dalam hidupnya.
Alternatif Solusi
Ketika kita
berbicara mengenai makna hidup, sebenarnya kita juga berbicara tentang
arah/tujuan hidup manusia. Sebab, manusia yang menjalani kehidupannya
dengan tujuan dan tanpa tujuan akan berbeda secara hasil maupun prosesnya.
Orang yang
memiliki arah dan tujuan, maka semua tenaga pikiran akan dikerahkan untuk
mencapai tujuan tersebut. Berbeda dengan mereka yang tidak memiliki arah dan
tujuan, mereka tidak akan memiliki stamina ekstra untuk hidup. Menjalani apa
adanya dan tanpa memikirkan nanti mau kemana dan sebagainya.
Akan tetapi,
ketika sudah memiliki tujuan, tidak bisa berhenti sampai disini. Mereka yang
sudah menetapkan arah dan tujuan hidupnya mau diarahkan kemanapun masih muncul
masalah selanjutnya. Bagaimana mencapainya, mampukah mencapainya sendirian dan berbagai
pertanyaan dialektika selainnya. Yang menunjukkan kebutuhan skill dan mental. Ketika
seseorang hanya memiliki keinginan saja, tanpa ada pengorbanan, maka mustahil
untuk mencapainya. Skill dibutuhkan sebagai kekuatan tenaga dan pikiran meraih
apa yang dijadikan tujuannya. Sedangkan mental berperan sebagai kekuatan psikis
diri. walau bagaimanapun, seseorang membutuhkan motivasi dan semangat dalam
menjalani dinamika perjuangan mencapai tujuan hidupnya. Tidak hanya berhenti
sampai mampu dan bisa menjalaninya, tapi juga bagaimana konsistensi dalam
menghadapi dinamika perjuangan. Sebab, banyak orang mampu pada awalnya karena
merasakan kekuatan besar pada awal perjuangan. Namun, ketika ditengah
perjalanan, tidak jarang yang menyerah, pasrah dengan masalah2 yang dihadapi.
Sehingga jika
disimpulkan bagaimana kita bisa memiliki kebermaknaan dalam hidup :
·
Menemukan arah/tujuan
hidup yang kongkrit
·
Membekali
diri (Skill dan Mental)
·
Mengenal
jalan, resiko dan kontrolnya
Sebenarnya proses hidup setiap makhluk Tuhan sama. Semua harus
menjalani proses mencapai tujuannya. Kita lihat, seekor kupu-kupu bisa menjadi
sangat indah dipandang, itu semua tidak mudah didapatkan. Menjadi seekor kupu-2
yang sangat indah, membutuhkan proses yang panjang. Pertama dia harus tumbuh
sebagai seekor ulat yang sangat menjijikkan, jika tidak mampu bertahan dengan
cemoohan orang maupun penindasan dari hewan yang lebih kuat darinya, belum lagi
proses menjadi kepompong yang harus bertahan didalam tanpa menghirup keindahan
dunia, maka dia pasti akan putus asa dan menyerah dengan hidupnya tanpa bisa
menikmati keindahan dan pujian orang saat menjadi kupu-kupu. Padahal, jika dia
bertahan sebentar saja, maka dia akan menjadi indah dan menerima banyak pujian
dan kasih sayang dari lingkungannya.
Sama halnya dengan
manusia. Dalam menjalani kehidupannya, harus menyadari bahwa untuk menjadi
indah dan dipandang orang, harus menjalani proses yang tidak mudah. Menjadi
dokter yang dipandang orang dan memiliki kebermaknaan karena bisa membantu
orang yang membutuhkan, dibutuhkan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran untuk
menjalani proses pendidikan yang sangat panjang. Menjadi presiden pun tidak
mudah, mungkin mendapatkan jabatan bisa mudah karena memiliki figur dan skill
yang bagus. Tapi ketika menjabat menjadi seorang presiden tidaklah mudah, harus
tahan dengan berbagai macam masalah yang menimpa negara, belum lagi
godaan-godaan yang muncul, harta, tahta, wanita yang bisa menjadi boomerang
dalam hidupnya dan menggoyahkan tujuannya menjadi seorang presiden yang bisa
merubah kondisi masyarakat menjadi baik. Bahkan harus berani menanggung beban
ketika ada orang yang menentangnya, seperti presiden Amerika Abraham Lincoln yang
akhirnya terbunuh oleh orang yang menentang kebijakannya dalam pembebasan budak
dan penyeleseian diskriminasi ras.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar