Rabu, 04 April 2012

With my students --> Road to The Change


Semangat untuk mencari pengetahuan Islam sangat terlihat pada raut wajah siswa-siswi peserta training hari itu. Mulai awal registrasi hingga akhir training, semua antusias untuk mengikutinya. Pada saat diskusi, bantahan terhadap argumentasi instruktur, hingga isak tangis pada saat melakukan penghayatan akan pengetahuan islam yg hanya secuil yg kita pahami selama ini. Bahkan untuk menunjukkan bukti adanya Tuhan dan bukti islam agama yg benar saja belum bisa sepenuhnya mampu membuktikan. Apalagi pengetahuan islam selainnya.
Dalam 6 jam kita ulas secara mendalam tentang bukti kebesaran Tuhan dan Islam sebagai agama yang haq, agama yg benar, agama yg membawa rahmat bagi seluruh alam, bukan agama yg membawa kesengsaraan. Sangat indah jika Islam dapat dijelaskan secara rasional, secara ilmiah. Dengan adanya bekal inilah kita mampu menjalankan perintahNya dengan tenang, karena ada bekal keimanan dengan dasar ilmu.
Namun, kenapa ada saja yg memberikan opini negatif akan hal ini. Bahwasannya ini adalah islam yg mengajarkan liberalisme. Mengapa tidak mereka yg jelas-jelas mempropagandakan pluralisme itu yg mereka olok-olok. MEngapa harus kami yg menegakkan Islam yg rahmatan lil alamin ini yg dituduh. Jika liberalisme mengajarkan pluralisme, justru kami menolak pluralisme dan mengajarkan dalam training ini bahwa Islam agama yg Haq, bukan ajaran fundamentalisme bahkan liberalisme.
Entahlah,,terkadang capek sudah meladeni mereka. Iya kalau mau diajak diskusi dengan tenang, dengan penuh pertanggungjawaban, maka masalah akan mudah untuk terseleseikan. Namun ini tidak. Diajak dialog, didepan mereka oke, namun dimedia massa maupun elektronik mereka menolaknya. Apa salah kami kepada kalian... Mengapa kita tidak bersatu saja untuk menegakkan Islam, mengembalikan Islam seperti dulu yg jaya, yg kaya akan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang mampu membawakan rahmat bagi seluruh alam. Mengutip apa kata mbak Hanum Salsabila Rais dalam buku 99 Cahaya di Langit Eropa, bahwa kesalahan umat Islam saat ini adalah mereka yg tidak menggunakan perantara kalam (pengetahuan) dalam memahami islam, namun mereka mensyiarkan dengan perang. Padahal dalam surat pertama al Alaq jelas menunjukkan perintah penggunaan kalam dalam memahami, menemukan kebenaran akan Tuahn pencipta alam semesta. Bukan dengan perang. Namun dengan kalam, untuk mengembalikan kejayaan Islam seperti sedia kala. Seperti zaman Ibnu Sina, Ibnu Rush, Al Kindi dan sebagainya. Deretan tokoh besar Islam dahulu hingga kini menjadi referensi para ilmuwan Islam maupun non Islam. Namun mana sekarang ilmuwan islam yg hadir dalam deretan ilmuan dunia...? Nihil. Apakah tidak seharusnya kita sebagai umat Islam bersama-sama mengembalikan citra Islam ini, menjadi agen perubahan untuk masyarakat. Tidak saling menjatuhkan seperti ini.
Mudah-mudahan diberikan jalan lurus kepada kita semua untuk bersama menegakkan kalimat Allah ini, menegakkan Islam yg selalau memberikan rahmat bagi masyarakat dan membenahi masyarakat yg rusak ini. Mulai kesejahteraan sosial, hukum, politik, budaya dan sebagainya. Mari sodaraku, bersama kita wujudkan masyarakat yg baik. Kita pupuk mulai sekarang dengan menebar benih kepada generasi muda ini, untuk kedepan menjadi pemimpin-pemimpin bangsa yang bertanggung jawab, yang mampu merubah menjadi masyarakat yang baik, yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Amin...

2 komentar:

Catatan Sufi mengatakan...

Semoga saja yang samar menjadi nyata...
Yang baik menjadi berkah...

Memang perlu ada yang dimatchingkan...

TQS Ali Imran 103
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
TQS Ali Imran 104 :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.
TQS Ali Imran 105 :
Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.

Semoga bisa sharing2 ilmu...

Philosofia mengatakan...

Sepakat... Terimakasih sebelumnya...
Sesungguhnya sudah datang sebuah petunjuk melalui kitab suci ini,, sebuah perintah untuk bersatu padu, tidak bercerai berai dan bersama menyerukan kebajikan, menegakkan yang ma'ruf dan mencegah yang munkar.
Sebenarnya mereka2 yang sudah mempelajari Islam bertahun-tahun bahkan mensyiarkannya, tetap saja saling menjatuhkan satu sama lain, bersikukuh mempertahankan golongannya, bkn atas dasar kebenaran.. Ini yang disayangkan. Dimana letak kesatu paduan umat Islam jika terus2an saling menjatuhkan. Sampai kapan Islam akan terus pada kondisi seperti ini, kapan ISlam akan kembali jaya seperti dahulu...
Senang bisa share ilmu...