Selasa, 08 Maret 2016

MOTIVASI DAKWAH (Belajar dari Surat Al-Muddatsir)

MOTIVASI DAKWAH

(Belajar dari Surat Al-Muddatsir)


Pengantar (Masalah yang Mendasari)

Saat ini umat Islam banyak mengalami krisis keteladanan. Akibatnya generasi muda Islam megidolakan orang-orang yang sesungguhnya tidak layak dijadikan teladan bahkan diikuti semua gayanya. Padahal sesungguhnya umat Islam memiliki seorang tokoh, panutan yang bahkan orang barat sekalipun mengakui ketokohan beliau yang merupakan orang paling berpengaruh di dunia. Beliaulah Nabi kita, Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW adalah teladan kita semua para umat Islam. Tanpa kehadirannya, mungkin kita sekarang tidak akan pernah mengenal agama yang rahmatan lil alamin ini. Agama yang banyak mengajarkan kita tentang semua aspek kehidupan. Rasulullah SAW pun telah memberikan banyak suri tauladan kepada kita, mulai dari perdagangan, hukum, militer, kepemimpinan hingga dakwah. Namun, terkadang kita tidak pernah tahu bagaimana perjalanan hidup Rasulullah dalam menjalankan misi tersebut. Dibalik kesuksesannya menyebarkan ajaran Islam, terdapat dinamika dakwah yang luar biasa besar menimpa Rasul dan pengikutnya.  
Disini penulis akan mencoba mengajak para pembaca untuk menyelami dinamika dakwah pertama kali yang dilakukan oleh Rasulullah setelah menerima wahyu pertama. Agar kita semua dapat belajar dari sukses gagalnya Beliau ketika berdakwah. Dengan demikian, kita akan bisa mengikuti jalan suksesnya dan menghindari jalan-jalan kegagalannya.

Landasan Perintah Dakwah

Nabi Muhammad melaksanakan dakwah tidak kurang dari 23 tahun. Dakwah Rasulullah terbagi menjadi dua tahap. Dakwah pertama dilakukan secara sembunyi-sembunyi (Sirriyah) selama 4 tahun yakni kepada sanak saudara dan teman terdekat. Tahap dakwah berikutnya dilakukan secara terbuka (Jahriyyah). Namun dakwah ini belum memperoleh hasil yang menggembirakan. Barulah saat Nabi dan seluruh pengikutnya berpindah ke Madinah, kekuatan muslim mulai disegani di jazirah Arab.
Pada tahun awal kenabian, Beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Perjalanan dakwah secara tertutup ini dilakukan setelah turunnya wahyu kedua, yakni surat Al-Muddatsir ayat 1-7 sebagai berikut :
“Hai orang yang berkemul (berselimut). Bangunlah, lalu berilah peringatan ! Dan agungkanlah Rabbmu. Dan bersihkanlah pakaianmu. Dan tinggalkanlah segala perbuatan yang keji. Dan janganlah engkau (Muhammad) memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih layak. Dan karena Rabbmu, bersabarlah.”
Dakwah secara sembunyi-sembunyi inipun diperintahkan dengan alasan yang kuat, dikarenakan beliau sangat paham dengan karakter masyarakat Quraisy. Mereka akan memerangi siapa saja yang mencela keyakinan mereka. Karena itulah beliau memilih jalan sembunyi-sembunyi agar terhindar dari ancaman dari kaum Quraisy. Hingga kekuatan umat Islam sudah dirasa kuat, maka Allah memerintahkan untuk dakwah terang-terangan. Karena jika ditentang, maka umat Islam sudah memiliki kekuatan untuk melawan. Maka tidak benar jika orang-orang orientalis mengatakan bahwa Islam mengajarkan peperangan. Sungguh salah besar. Sebab, Islam berperang demi mempertahankan agamanya karena ditindas oleh kaum kafir Quraisy.

Pelajaran yang Bisa Diambil

Dari analisa perintah dakwah diatas, dan berdasarkan pengalaman penulis terkait dunia dakwah, maka dapat kita ambil pesan yang disampaikan dalam wahyu surat Al Muddatsir ayat 1-7 sebagai beirkut : 
1.     1. Perintah untuk Memberikan Peringatan kepada semua orang
Sesungguhnya kita manusia adalah penerus jalan hidup Rasul yakni menjalankan misi dakwah. Menyeru kepada kebajikan dimanapun kita berada. Meluruskan yang salah dan membela yang benar. Jelas, tugas inipun tidaklah mudah, karena dinamika yang dihadapi sungguh berat. Kecaman dari orang-orang yang tidak meyakini apa yang kita sampaikan bahkan hingga banyak melakukan penindasan. Rasulullah dulu melakukan dakwah tertutup demi melindungi pengikutnya dari ancaman kaum kafir Quraisy. Disamping itu, dakwah tertutup bertujuan untuk mengumpulkan pengikut sebelum dihancurkan.  
2.       2. Mengajarkan untuk senantiasa Mengagungkan Allah
Laa illaha ilallah. Tiada Illah selain Allah. Satu kalimat yang berat konsekuensinya. Itulah yang dipikul Rasulullah ketika mendapatkan wahyu ini. Perintah mengagungkan tidak hanya sekedar mengumandangkan, memuji dan membesarkannya, melainkan iman dan takwa. Mau menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.   
3.       3. Meninggalkan Perbuatan Dosa dan mengerjakan perbuatan baik
Amar makruf nahi munkar. Pesan untuk disampaikan kepada umat. Seorang pemberi peringatan harus pula mencerminkan isinya. Muhammad terpilih menjadi seorang Rasul adalah karena moralitas selama ini. Tanpa ada perintah dan ditengah masyarakat jahiliyah beliau sudah membentuk dirinya menjadi orang yang dapat diteladani. Tidak bisakah jika diterapkan di lingkungan kita saat ini ? bisa. Namun mengapa justru banyak sekali yang tidak mampu menjalankan bahkan banyak khilaf
4.       4. Ikhlas tanpa mengharapkan balasan, hanya Allah yang akan membalasnya kelak di Surga
Ikhlas dalam berjuang tanpa imbalan suatu apapun. Mengerahkan seluruh waktu, tenaga untuk berjuang dijalanNya tanpa imbalan / setelah itu dilupakan itu sulit. Namun Allah memerintahkan mengisyaratkan untuk ikhlas. Nanti akan diberikan balasan sendiri oleh Allah. Bahkan keikhlasan pernah dilakukan oleh Rasul dan istrinya hingga habis hartanya demi menjalankan perintah Allah . Betapa luar biasa pengorbanan, totalitasnya dijalan ini . Masihkan bersantai, sementara kita bisa melihat keikhlasan sang teladan kita Nabi Muhammad SAW
5.       5. Bersabar dalam menghadapi tantangan dakwah
Dakwah, menyebar makruf dan memberi peringatan itu tidak mudah, akan banyak halangan. Allah menyampaikan di awal agar Rasul berhati-2 dalam berdakwah, terutama di masa awal. Dan rasul benar2 fatonah, cerdas. Beliau menerapkan perintah tersebut dengan dakwah sembunyi-2. Jika kita hanya bermodal semangat tapi tidak hanif, maka akan muncul kemudhorotan dengan dakwah terbuka sementara tidak memiliki kekuatan yg cukup untuk melawan. Tapi Rasul tidak emosional, beliau amat hati2. Bukan karena takut, tapi sebuah kewaspadaan agar tidak mudah dilemahkan sebelum ada kekuatan. Namun ketika tiba waktunya, batu besar benar2 menghadang, Allah hanya menyuruh untuk bersabar. Maknanya tidak pasif, pasrah menghadapi kecaman, hinaan bahkan siksaan dari kafir quraisy, melainkan tidak gegabah mengambil kebijakan, atau emosional melawan mereka, tapi pikirkan bagaimana upaya agar umat/pengikutnya aman dari tindak penyiksaan.

Kesimpulan dan Saran

Dakwah bukan untuk para ustad uztadzah, tapi kewajiban kita semua sebagai umat Islam. Ketika kita mengetahui kebenaran ajaran kita, meyakini dalam hati, maka kita memiliki kewajiban untuk memberi peringatan kepada siapapun. Namun setelah kita belajar dari uraian diatas, kita tahu bahwa dakwah butuh managemen, butuh strategi, agar lebih efektif dan mewaspadai kemudhorotan.
Pesan yang dapat kita ambil dari surat Al Muddatsir adalah sebagai berikut :
1.       Perintah untuk berdakwah
2.       Dakwah yang disampaikan salah satunya adalah ajakan untuk mengagungkan Allah
3.       Iman disertai dengan takwa, mengerjakan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan dosa
4.       Dalam menjalankan perintah Allah hendaknya ikhlas tanpa mengharapkan imbalan di dunia, karena Allah akan membalasnya di akherat, yaitu SurgaNya
5.       Sebuah misi dakwah senantiasa ada batu yang menghadang, tapi Allah menyuruh kita untuk bersabar menghadapinya.
Sekian ulasan tentang surat Al Muddatsir dan hikmah yang dapat kita ambil. Semoga kita semua bisa belajar dari sukses dan gagalnya Rasulullah dalam menjalankan misi mulia ini. Dan semoga kita semua dapat meneruskan perjuangan Rasul dalam menegakkan kebajikan. Amiinn.  


Tidak ada komentar: